Mengapa Motor Jepang Mulai Digeser Motor Eropa pada MotoGP? Dovizioso Beri Jawabannya

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Kamis, 18 Agustus 2022 | 07:00 WIB
Fabio Quartararo (20, Monster Energy Yamaha), Francesco Bagnaia (63, Ducati Lenovo), dan Aleix Espargaro (41, Aprilia Racing) memimpin start MotoGP Jerman. Perhatikan bagaimana Quartararo menjadi satu-satunya pembalap motor Jepang dalam gambar. (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - Pabrikan Jepang masih menguasai MotoGP. Akan tetapi dominasi mereka mulai tergerus oleh kebangkitan rival mereka dari Eropa.

Kalau BolaSporter perlu bukti besarnya kekuatan armada Negeri Sakura, tengok musim 2011 sampai 2015 ketika hanya pembalap Honda dan Yamaha yang bisa menang lomba.

Kesenjangan yang besar sampai membuat MotoGP mengeluarkan aturan konsesi untuk memberi ruang bagi pabrikan lain untuk mengejar ketertinggalan dalam pengembangan.

Standarisasi dalam berbagai peranti penting seperti ban dan ECU membuat kompetisi makin berlangsung dengan ketat.

Ducati dan Suzuki kembali menang pada 2016. KTM yang baru masuk pada 2017 menyusul dengan catatan serupa pada 2020.

Terakhir, Aprilia sukses bertransformasi dari pabrikan gurem menjadi salah satu tim terkuat pada MotoGP musim 2022.

Honda dan Yamaha yang mewakili kekuatan tradisional pada era MotoGP memang masih juara.

Akan tetapi jika ada satu kata yang bisa menggambarkan situasi mereka dalam beberapa tahun terakhir, kata itu barangkali adalah "jomplang."

Tak ada lagi duet solid di dalam tim yang menjadi juara seperti Valentino Rossi-Jorge Lorenzo, Casey Stoner-Dani Pedrosa, atau Marc Marquez-Dani Pedrosa.

Baca Juga: Dominasi Quartararo Tak Cuma Tutupi Borok Yamaha, tetapi Pabrikan Jepang pada MotoGP