Mengapa Motor Jepang Mulai Digeser Motor Eropa pada MotoGP? Dovizioso Beri Jawabannya

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Kamis, 18 Agustus 2022 | 07:00 WIB
Fabio Quartararo (20, Monster Energy Yamaha), Francesco Bagnaia (63, Ducati Lenovo), dan Aleix Espargaro (41, Aprilia Racing) memimpin start MotoGP Jerman. Perhatikan bagaimana Quartararo menjadi satu-satunya pembalap motor Jepang dalam gambar. (MOTOGP.COM)

Sejak musim 2018, hanya SuzukiOTW keluar dari MotoGP—yang menjadi juara dengan kondisi kedua pembalap sama-sama bersaing di dalamnya.

Honda tidak menutup fakta bahwa mereka memfokuskan pengembangan motor berdasarkan umpan balik Marc Marquez seorang.

Pendekatan ini membawa keberhasilan bagi Honda sampai musim 2019, musim sebelum Marquez mengalami cedera parah.

Krisis masih dialami Honda sampai sekarang. Nada putus asa sempat keluar ketika mereka justru menyalahkan tren pengembangan aerodinamika sebagai biang keroknya.

Yamaha tidak lebih baik musim ini. Kecuali Fabio Quartararo, penunggang YZR-M1 lainnya terseok-seok di posisi belakang.

Respons Yamaha? Cuek. Managing Director Yamaha, Lin Jarvis, dengan percaya diri mengatakan gelar juara lebih penting daripada tim yang kompetitif.

"Pada akhirnya kami berada di sini untuk menjadi juara," ucap Lin Jarvis beberapa waktu lalu, dikutip Bolasport.com dari Sky Sport MotoGP.

"Jika satu pembalap yang menang, itu adalah situasi terbaik, lihat saja Marc Marquez bersama Honda."

"Lebih baik memiliki satu pembalap yang memenangkan kejuaraan daripada banyak pembalap yang tampil bagus tetapi tidak juara."

Baca Juga: Sembuh Saja Tidak Cukup, Marc Marquez Butuh Bantuan dari Jepang untuk Juara MotoGP