Teori Marc Marquez Kenapa Pabrikan Jepang Kehilangan Taji di MotoGP

By Wawan Saputra - Senin, 28 November 2022 | 06:00 WIB
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, saat tampil pada latihan bebas MotoGP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, 4 November 2022. (MOTOGP.COM)

Marquez menyebut pandemi Covid-19 menjadi biang kerok kemunduran pabrikan Jepang di MotoGP.

Berbagai pembatasan akibat pandemi mengganggu komunikasi antara tim dengan teknisi di Jepang.

Selama tiga musim terakhir MotoGP berputar di Eropa.

Baru musim ini kompetisi kembali merambah ke bagian timur bumi dengan kembalinya tur Asia-Australia.

"Secara global pandemi telah mempengaruhi MotoGP 2022," kata Marquez dikutip BolaSport.com dari Motorsport-Total.

"Setelah musim berakhir kami melihat bahwa pabrikan Asia seperti Honda, Yamaha dan Suzuki lebih terdampak."

"Saya pikir itu memberikan dampak besar bagi mereka, karena pada tahun 2020 dan 2021 sebagian balapan diadakan di Eropa."

"Insinyur dari Asia datang ke Eropa dan tinggal di sini. Mereka sudah tidak ada lagi di pabrik, jadi komunikasi dan level pekerjaan lebih sulit."

Meski begitu, Marquez tidak ingin hal tersebut dijadikan sebagai alasan. Proses adaptasi harus dilewati jika ingin tetap eksis.

"Anda juga harus beradaptasi, jika tidak, Anda akan tertinggal," kata juara dunia delapan kali ini.

Dengan membaiknya kondisi saat ini, The Baby Alien berharap tahun depan Honda akan kembali kompetitif.

"Mari berharap mereka bisa mengambil langkah maju yang besar di 2023. Saya tidak bisa menyalahkan mereka," ucap Marquez.

"Saya melihat bahwa mereka berusaha maksimal. Tentu saja ada juga fakta bahwa mereka harus melakukan setiap langkah dengan benar," pungkasnya.

Baca Juga: Mantan Manajer Suzuki dan Valentino Rossi Kompak Prihatin pada Pabrikan Jepang