Teori Marc Marquez Kenapa Pabrikan Jepang Kehilangan Taji di MotoGP

By Wawan Saputra - Senin, 28 November 2022 | 06:00 WIB
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, saat tampil pada latihan bebas MotoGP Valencia di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, 4 November 2022. (MOTOGP.COM)

BOLASPORT.COM - Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez, punya pandangan soal penyebab kemunduran prestasi pabrikan Jepang pada MotoGP.

Honda, Yamaha dan Suzuki secara bergantian menguasai persaingan di kelas para raja dalam 50 tahun terakhir.

Sejak 1975, hanya dua kali pabrikan non-Jepang, semuanya melalui Ducati pada 2007 dan 2022.

Keberhasilan Ducati memutus paceklik gelar panjang menegaskan krisis yang sedang dihadapi rival mereka dari Timur.

Honda paling mencolok penurunannya.

Tadinya mendominasi, Honda terjun bebas dengan prestasi mereka saat sang pembalap andalan, Marc Marquez, merana.

Dalam tiga musim terakhir, Honda hanya menang tiga kali, semuanya oleh Marquez pada 2021.

Sebagai perbandingan, pada musim 2019 saja Honda mencetak 12 kemenangan dan masih, semuanya oleh Marquez.

Catatan ini menjelaskan bagaimana Honda sedang menanggung risiko dari pendekatan mereka untuk fokus dengan sang juara saja 

Baca Juga: Tak Pilih Salah Satu, Fabio Quartararo Idolakan Valentino Rossi dan Marc Marquez

Langkah merombak motor agar merangkul semua pembalap mereka pada musim ini justru gagal total.

Musim ini wajah Honda makin memerah karena menjadi satu-satunya pabrikan yang gagal menang.

Bahkan mimpi buruk dari empat dekade silam kembali saat tak ada satupun pembalap Honda yang meraih poin pada MotoGP Jerman.

Yamaha masih lebih baik walau jauh dari kata memuaskan.

Kegagalan menyediakan motor yang kompetitif menggigit mereka saat Fabio Quartararo gagal mempertahankan gelar secara tragis.

Dan jangan tanya di mana pembalap Yamaha lainnya. Mereka semua terbenam di papan bawah klasemen akhir.

Suzuki? Pabrikan asal Hamamatsu ini mengucapkan selamat tinggal kepada MotoGP.

Untungnya mereka bisa keluar dengan kepala tegak berkat dua kemenangan yang diraih Alex Rins dalam tiga seri terakhir.

Mengenai kemunduran ini, Marc Marquez punya teori.

Baca Juga: MotoGP Indonesia No 13 dalam Statistik Kecelakaan Musim 2022

Marquez menyebut pandemi Covid-19 menjadi biang kerok kemunduran pabrikan Jepang di MotoGP.

Berbagai pembatasan akibat pandemi mengganggu komunikasi antara tim dengan teknisi di Jepang.

Selama tiga musim terakhir MotoGP berputar di Eropa.

Baru musim ini kompetisi kembali merambah ke bagian timur bumi dengan kembalinya tur Asia-Australia.

"Secara global pandemi telah mempengaruhi MotoGP 2022," kata Marquez dikutip BolaSport.com dari Motorsport-Total.

"Setelah musim berakhir kami melihat bahwa pabrikan Asia seperti Honda, Yamaha dan Suzuki lebih terdampak."

"Saya pikir itu memberikan dampak besar bagi mereka, karena pada tahun 2020 dan 2021 sebagian balapan diadakan di Eropa."

"Insinyur dari Asia datang ke Eropa dan tinggal di sini. Mereka sudah tidak ada lagi di pabrik, jadi komunikasi dan level pekerjaan lebih sulit."

Meski begitu, Marquez tidak ingin hal tersebut dijadikan sebagai alasan. Proses adaptasi harus dilewati jika ingin tetap eksis.

"Anda juga harus beradaptasi, jika tidak, Anda akan tertinggal," kata juara dunia delapan kali ini.

Dengan membaiknya kondisi saat ini, The Baby Alien berharap tahun depan Honda akan kembali kompetitif.

"Mari berharap mereka bisa mengambil langkah maju yang besar di 2023. Saya tidak bisa menyalahkan mereka," ucap Marquez.

"Saya melihat bahwa mereka berusaha maksimal. Tentu saja ada juga fakta bahwa mereka harus melakukan setiap langkah dengan benar," pungkasnya.

Baca Juga: Mantan Manajer Suzuki dan Valentino Rossi Kompak Prihatin pada Pabrikan Jepang