Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Berat Badan Stuck Meski Telah Diet dan Olahraga? Ini 4 Sebabnya

By Nina Andrianti Loasana - Sabtu, 13 Oktober 2018 | 22:03 WIB
diet sehat bisa mengatasi obesitas atau kegemukan
diet sehat bisa mengatasi obesitas atau kegemukan

Banyak orang mengeluhkan telah melakukan upaya diet maksimal dan berolahraga secara ruitn namun sulit menurunkan badan.

Tak hanya itu saja, angka pada timbangan stuck alias mandek di angka tertentu, meski telah melakukan upaya diet maksimal.

(Baca juga: Foto Pernikahan Khabib Nurmagomedov Tersebar, Tak Ada yang Mengenali Sosok Sang Istri karena Hal Ini)

Nutrisionis olahraga tersertifikasi, Alvin Hartanto mengungkap 4 penyebab di balik fenomena yang mebuat banyak orang frustrasi tersebut.

1. Asupan kalori


(Pixabay)

Mereka yang ingin menurunkan berat badan seringkali memilih metode kalori defisit, yakni kalori yang masuk lebih sedikit daripada yang dikeluarkan untuk beraktivitas.

Dengan cara ini, artinya kita harus menghitung kalori dari apa yang kita makan, dibandingkan dengan kalori yang kita keluarkan.

Namun cara ini perlu ditinjau kembali karena siapa tahu hitungan yang dilakukan justru salah karena kurang pengetahuan soal kalori dalam makanan.

"Anggapnya kalori defisit padahal ternyata kelebihan," kata Alvin ketika ditemui pada acara diskusi di Gran Mahakam Hotel, Jakarta, Jumat (12/10/2018).

Menurutnya, angka kalori adalah sesuatu yang tidak pasti. Bahkan angka kalori yang dikeluarkan dari Ilmu Gizi bisa saja tidak akurat.

"Karena tesnya enggak pakai badan manusia, jadi mungkin beda. Misal apel yang aku makan sama yang dimakan orang lain itu beda kalorinya," ujar Alvin.

"Jadi, faktornya (berat badan stuck) bisa salah hitung atau salah cari data (kalori)." Ketika kita tidak yakin dengan angka kalori sebuah makanan, Alvin menyarankan untuk membesarkan hitungannya. Misalnya, ketika kita tidak tahu ukuran nasi yang kita makan, kita bisa saja menganggap ukurannya mencapai 100 gram meskipun kenyataannya lebih sedikit.

2. Pilihan makanan


( ist )

Mungkin saja seseorang sudah dengan baik menerapkan kalori defisit, namun tidak cermat dalam memilih jenis makanan.

"Kalori defisit tapi makannya enggak benar. Makanan yang sehat dan enggak sehat itu akan beda hasilnya," tutur penulis buku kesehatan, #bukanbukudiet itu.

Alvin menyarankan kita untuk lebih memprioritaskan makanan alami, misalnya dari tanaman atau hewani. Namun, ada pula beberapa produk olahan yang baik dikonsumsi.

"Misal susu, yoghurt, telur, roti gandum juga bagus karena karbohidrat kompleks," ucap Alvin. Selain itu, hindari makanan bertepung.

"Tepung itu aku bilang karbohidrat yang tidak terlihat, kayak kecil tapi sebenarnya banyak," ujarnya Tepung tidak hanya terdapat pada makanan seperti roti, namun makanan lain.

Misalnya yang digoreng dengan dibalut tepung, alias gorengan.

Ketika diproses dengan teknik tersebut, minyak yang digunakan untuk menggoreng akan menyerap ke dalam makanan dan kandungan lemak makanan tersebut menjadi lebih tinggi.

Kalori yang terkandung dalam 1 gram lemak bisa mencapai sekitar dua kali dari perpaduan karbohidrat dan protein. "1 gram lemak 9 kalori.

Karbohidrat sama protein cuma 4 gram lebih sedikit jadi hampir dua kalinya," kata Alvin.

Solusinya pilihlah pola makanan sehat. Usahakan pada setiap waktu makan selalu ada komposisi karbohidrat dan protein.

Hal ini sering dilanggar karena masih banyak orang yang porsi makannya hanya diisi karbohidrat.

Pastikan juga untuk minum air dalam jumlah yang cukup. Kopi dan teh menurutnya tidak dilarang selama tidak ditambahkan gula.

"Makan jangan tunggu lapar karena kalau sudah lapar kadang justru jadi kalap," kata dia.

3. Kesalahan pola olahraga


()

Banyak orang menganggap olahraganya sudah cukup untuk menunjang rencana penurunan berat badan.

Padahal, bisa saja cara olahraga yang dilakukan keliru sehingga tak memberi hasil. Olahraga sendiri banyak jenisnya.

Mulai dari olahraga fleksibilitas seperti yoga atau pilates, kardio seperti lari atau zumba, hingga angkat beban seperti yang banyak dilakukan di pusat kebugaran.

"Mungkin kombinasi pola latihannya salah," tutur founder @thefamousfitness itu.

Mengatur pola olahraga menurutnya adalah hal yang gampang-gampang susah.

Misalnya, ketika tujuan seseorang adalah fat loss (penurunan lemak) bukan weight loss (penurunan berat badan) maka orang tersebut tak hanya butuh kardio, namun juga butuh angkat beban untuk membentuk otot.

"Kardio itu enggak bisa membentuk otot. Kardio doang enggak bikin perut sixpack," tuturnya.

4. Massa otot


( Instagram )

Ketika seseorang rutin berolahraga, maka ada kemungkinan otot orang tersebut bertambah.

Apalagi jik olahraga yang dilakukan adalah angkat beban. "Misalnya berat dia 50kg lalu otot naik 1 kg, lemak turun 1kg. Ya berat badan dia akan stabil. Tapi badannya lebih kecil," kata Alvin.

Badan yang terisi lemak dan terisi otot akan memiliki bentuk yang berbeda, meskipun secara angka timbangan sama.

"Kalau fat (lemak) akan gede banget. Jadi walaupun berat sama, badan orang yang berotot kelihatan lebih kecil dibanding yang berlemak," ucap dia.


Editor : Nina Andrianti Loasana
Sumber : kompas.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Arsenal
35
80
2
Man City
34
79
3
Liverpool
35
75
4
Aston Villa
35
67
5
Tottenham
33
60
6
Man United
34
54
7
Newcastle
34
53
8
West Ham
35
49
9
Chelsea
33
48
10
Bournemouth
35
48
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
33
84
2
Barcelona
33
73
3
Girona
33
71
4
Atlético Madrid
33
64
5
Athletic Club
33
58
6
Real Sociedad
33
51
7
Real Betis
33
49
8
Valencia
33
47
9
Villarreal
33
45
10
Getafe
33
43
Klub
D
P
1
Inter
34
89
2
Milan
34
70
3
Juventus
34
65
4
Bologna
34
63
5
Roma
34
59
6
Atalanta
33
57
7
Lazio
34
55
8
Fiorentina
33
50
9
Napoli
34
50
10
Torino
34
46
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X