Selain itu, pembinaan dan kemajuan taktis dari luar negeri diabaikan, dengan tim nasional Inggris dan sebagian besar klub bertahan dengan formasi WM yang sudah ketinggalan zaman.
Inggris memang memiliki pelatih nasional, Walter Winterbottom, tetapi dia tidak memiliki pengalaman kepelatihan dalam sepak bola profesional.
Sementara Hungaria, yang dipimpin oleh pelatih Gusztav Sebes, datang sebagai tim yang sangat disegani ketika itu dan sedang berada di zaman keemasannya
Buktinya, sejak Mei 1950, Hungaria tak terkalahkan dan sukses meraih emas Olimpiade 1952 di Helsinki, Finlandia.
Dengan latar belakang itu, kedua tim menjalani laga dengan formasi yang berbeda.
Inggris, yang tidak peduli dengan perkembangan taktik dan formasi, menggunakan formasi yang sangat konservatif yaitu formasi WM (3-2-2-3).
Sementara Hungaria, yang saat itu terkenal progresif secara permainan, menggunakan formasi WW (3-2-3-2).
Menariknya, dalam formasi tersebut, pemain Hungaria, Nandor Hidegkuti, kedapatan peran untuk menjadi false nine.
Melalui peran yang dijalannya, Hidegkuti sering turun lebih dalam dan membuat bek Inggris, Harry Johnston, tidak tahu bagaimana menghadapinya dan sering keluar dari sarangnya.
Konsekuensinya, Hidegkuti punya waktu dan ruang untuk mendikte permainan saat empat pemain depan yang cair berkeliaran di depannya (Zoltan Czibor, Ferenc Puskas, Sandor Kocsis, dan Laszlo Budai).
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Theguardian.com |
Komentar