Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Match of the Century: Ketika Inggris Hancur Lebur di Tangan Hungaria

By Ivan Rahardianto - Sabtu, 4 Juni 2022 | 22:40 WIB
Pada suatu masa, Inggris pernah bertekuk lutut dihadapan Hungaria dalam sebuah laga yang dilabeli sebagai Match of the Century.
TWITTER.COM/PORTIERISINASCE
Pada suatu masa, Inggris pernah bertekuk lutut dihadapan Hungaria dalam sebuah laga yang dilabeli sebagai Match of the Century.

BOLASPORT.COM - Pada suatu masa, Inggris pernah bertekuk lutut dihadapan Hungaria dalam sebuah laga yang dilabeli sebagai Match of the Century.

Di UEFA Nations League 2022-2023, Inggris tergabung ke dalam grup A3 yang isinya adalah Jerman, Italia, dan Hungaria.

Khusus untuk Hungaria, Inggris pernah punya memori yang cukup tragis ketika bertemu negara Eropa Tengah itu.

Memori yang dimaksud adalah perjumpaan yang terjadi di tahun 1953 atau yang sering dilabeli sebagai Match of the Century.

Saat itu, Inggris dan Hungaria bertemu dalam laga persahabatan yang dihelat di Stadion Wembley pada 25 November 1953.

Dinukil BolaSport.com dari The Guardian, menjelang laga tersebut, Inggris datang dengan kepala tegak dan sedikit congkak.

Baca Juga: Jelang Laga UEFA Nations League, Inggris Dibuat Terkejut dengan Kelakuan Hungaria

 

Pasalnya, sebelum laga melawan Hungaria, tim nasional Inggris hanya mengalami satu kekalahan di kandang sendiri melawan tim asing, yaitu pada 1949 melawan Republik Irlandia.

Keadaan itu menciptakan iklim terlalu berpuas diri, di mana Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) berasumsi bahwa sebagai pencetus permainan, pemain Inggris secara teknis dan fisik lebih unggul dari rekan-rekan asing mereka.

Selain itu, pembinaan dan kemajuan taktis dari luar negeri diabaikan, dengan tim nasional Inggris dan sebagian besar klub bertahan dengan formasi WM yang sudah ketinggalan zaman.

Inggris memang memiliki pelatih nasional, Walter Winterbottom, tetapi dia tidak memiliki pengalaman kepelatihan  dalam sepak bola profesional.

Sementara Hungaria, yang dipimpin oleh pelatih Gusztav Sebes, datang sebagai tim yang sangat disegani ketika itu dan sedang berada di zaman keemasannya

Buktinya, sejak Mei 1950, Hungaria tak terkalahkan dan sukses meraih emas Olimpiade 1952 di Helsinki, Finlandia.

Dengan latar belakang itu, kedua tim menjalani laga dengan formasi yang berbeda.

Inggris, yang tidak peduli dengan perkembangan taktik dan formasi, menggunakan formasi yang sangat konservatif yaitu formasi WM (3-2-2-3).

Sementara Hungaria, yang saat itu terkenal progresif secara permainan, menggunakan formasi WW (3-2-3-2).

Menariknya, dalam formasi tersebut, pemain Hungaria, Nandor Hidegkuti, kedapatan peran untuk menjadi false nine.

Melalui peran yang dijalannya, Hidegkuti sering turun lebih dalam dan membuat bek Inggris, Harry Johnston, tidak tahu bagaimana menghadapinya dan sering keluar dari sarangnya.

Konsekuensinya, Hidegkuti punya waktu dan ruang untuk mendikte permainan saat empat pemain depan yang cair berkeliaran di depannya (Zoltan Czibor, Ferenc Puskas, Sandor Kocsis, dan Laszlo Budai).

Alhasil, Hidegkuti jadi salah satu aktor yang memporak-porandakan pertahanan Inggris dan membuat Hungaria memenangi laga dengan skor 6-3.

Tiga gol kemenangan Magical Magyars dicetak oleh Hidegkuti, sisanya dicetak oleh Ferenc Puskas (dua gol) dan Jozsef Bozsik (satu gol).

Adapun gol Inggris dibuat oleh Jackie Sewell, Stan Mortensen, dan  Alf Ramsey.

Di luar kehebatan Hidegkuti, kemenangan Hungaria juga diraih berkat adanya sistem dan gaya permainan yang dimiliki oleh mereka.

Seperti yang dikatakan oleh bek kanan Hungaria, Jeno Buzanszky.

Dalam penuturan Buzanszky, Hungaria menang karena taktik dan ketika dua taktik diperadukan, antara yang lama dan baru, taktik yang lebih baru biasanya bisa memenangkan laga.

"Itu karena taktik Hungaria bisa menang," kata Jeno Buzanszky, dinukil BolaSport.com dari buku Jonathan Wilson, Inverting The Pyramid.

"Pertandingan tersebut menunjukkan benturan dua formasi dan, seperti yang sering terjadi, formasi yang lebih baru dan lebih berkembang yang menang," tutur Buzanszky menambahkan.

Sementara itu, kekalahan dari Hungaria telah menyadarkan Inggris bahwa taktik dan perkembangan sepak bola mereka sudah ketinggalan jauh.

Saat memainkan formasi WM, bek tengah biasanya menandai penyerang tengah lawan dan menandai siapa pun yang mengenakan nomor punggung 9.

Dalam pertandingan tersebut, bek tengah Inggris Harry Johnston mendapati dirinya menjaga Hidegkuti (nomor 9), yang secara efektif beroperasi sebagai gelandang.

Ini berarti bahwa Johnston terus-menerus ditarik keluar dari posisinya, memungkinkan tim Hungaria lainnya untuk mengeksploitasi ruang.

Inggris juga kalah karena penempatan Sandor Koscis dan Ferenc Puskas sebagai striker dan memakai nomor yang tidak biasa digunkan oleh penyerang, yaitu  8 dan 10, sehingga Inggris mengira mereka bermain sebagai penyerang dalam.

Hal ini pada gilirannya menyebabkan ketidakpastian tentang siapa yang harus menjaga mereka dan untuk lebih membingungkan para pemain Inggris, penyerang Hungaria terus bertukar posisi, membingungkan pertahanan Inggris yang tidak fleksibel.

Baca Juga: Piala Dunia 2022 adalah Kesempatan Emas bagi Inggris Jadi Juara


Editor : Ade Jayadireja
Sumber : Theguardian.com

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
38
95
2
Barcelona
38
85
3
Girona
38
81
4
Atlético Madrid
38
76
5
Athletic Club
38
68
6
Real Sociedad
38
60
7
Real Betis
38
57
8
Villarreal
38
53
9
Valencia
38
49
10
Alavés
38
46
Klub
D
P
1
Inter
38
94
2
Milan
38
75
3
Juventus
38
71
4
Atalanta
37
69
5
Bologna
38
68
6
Roma
38
63
7
Lazio
38
61
8
Fiorentina
37
57
9
Torino
38
53
10
Napoli
38
53
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X