Baca berita tanpa iklan. Gabung Bolasport.com+

Denmark Open 2022 - Unbelievable! Kontroversi Hakim Servis Rugikan Ahsan/Hendra dan Jawara China

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Jumat, 21 Oktober 2022 | 06:30 WIB
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, mengalami kekalahan tragis karena servis yang dinyatakan fault pada babak kedua Denmark Open 2022.
PBSI
Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, mengalami kekalahan tragis karena servis yang dinyatakan fault pada babak kedua Denmark Open 2022.

BOLASPORT.COM - Kontroversi seputar servis mewarnai babak kedua Denmark Open 2022. Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, harus menelan pil pahit karenanya.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tersingkir dengan tragis pada babak kedua Denmark Open 2022 yang berlangsung di Jyske Bank Arena, Denmark, Kamis (20/10/2022).

Ahsan/Hendra, unggulan ketiga, takluk di tangan pasangan non-unggulan dari Taiwan, Lu Ching Yao/Yang Po-han, dengan skor 19-21, 17-21.

Jalan terjal dihadapi Ahsan/Hendra karena mereka lebih sering berada dalam situasi tertinggal sepanjang pertandingan.

Bukan berarti Ahsan/Hendra tanpa perlawanan. Pada gim pertama dan gim kedua mereka selalu hampir bangkit dari ketertinggalan skor yang cukup besar.

Hampir saja. Sebab, poin terakhir yang membuat mantan pasangan nomor satu itu kalah terjadi karena situasi di luar kendali mereka.

Pada gim pertama Ahsan/Hendra menyelamatkan lima game point dari kedudukan 14-20 hanya untuk kehilangan poin krusial karena servis Ahsan dinyatakan fault.

Ahsan dianggap mengangkat kok terlalu tinggi saat melakukan servis. Pemain akan kehilangan poin jika melakukannya.

"Fault! Too high," teriak service judge alias hakim servis sambil mengangkat salah satu tangan dan meletakkan di depan dada.

Baca Juga: Hasil Denmark Open 2022 - Tumbang, Rekor Keunggulan 5-0 Ahsan/Hendra Berakhir

Gim berikutnya pasangan berjuluk The Daddies tersebut kembali dibuat gigit jari karena poin kekalahan mereka terjadi karena service fault.

Ahsan makin dibuat tidak percaya ketika pada gim berikutnya dia dan Hendra kehilangan poin yang sangat krusial karena alasan yang sama.

Posisi servis Ahsan dinyatakan terlalu tinggi. Padahal saat itu Daddies sedang berusaha mencegah Lu Ching Yao/Yang Po Han menuntaskan match point.

Kesalahan Ahsan makin terasa ironis karena servis yang tidak diharapkan itu sebenarnya tidak perlu terjadi.

Servis Ahsan sebelumnya baik-baik saja tetapi dianulir karena lawan tidak siap menerima bola.

Bukan Ahsan/Hendra saja yang dibuat geregetan dengan masalah servis.

Pasangan ganda campuran China, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, juga mengalami hal yang sama saat menghadapi wakil tuan rumah, Mikkel Mikkelsen/Rikke Soby.

Pada pertengahan gim kedua Zheng Si Wei sempat beradu argumen dengan hakim servis karena berulang kali servisnya dinyatakan terlalu tinggi.

"Unbelievable", artinya sulit dipercaya, kata Zheng Si Wei setelah menunjukkan ketidaksepakatan dengan pengamatan hakim soal seberapa tinggi tadi posisi servisnya.

Baca Juga: Kejuaraan Dunia Junior 2022 - Bikin China Alami Prestasi Terburuk, Indonesia Dekati Titel Ke-2

Tensi makin panas karena pada pertandingan yang sama pelatih Denmark mendorong pelatih China saat berusaha melakukan protes kepada wasit lapangan.

Terganggunya konsentrasi juara dunia dua kali tersebut dimanfaatkan Mikkelsen/Soby untuk terus melancarkan tekanan.

Mereka sukses memaksa pertandingan berlangsung hingga rubber game. Pada gim penentuan pun mereka hampir menciptakan deuce dari ketertinggalan 15-20.

Apes bagi pasangan Denmark, servis Mikkelsen membentur net sehingga perlawanan mereka berakhir dengan anti-kilmaks.

Pertandingan selesai dengan skor 21-10, 19-21, 21-19 bagi kemenangan Zheng/Huang.

Pasangan China Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong berhasil meraih gelar juara ganda campuran Indonesia Open 2022 seusai mengalahkan Yuta Watanabe/Arisa Higashino 21-14, 21-16, di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/6/2022).
WILA WILDAYANTI/BOLASPORT.COM
Pasangan China Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong berhasil meraih gelar juara ganda campuran Indonesia Open 2022 seusai mengalahkan Yuta Watanabe/Arisa Higashino 21-14, 21-16, di Istora Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/6/2022).

Inkonsistensi

Dalam melakukan servis pemain dituntut untuk tidak memposisikan kok lebih dari 115 cm di atas permukaan lapangan saat kontak pertama antara kok dan kepala raket.

Aturan ini diajukan untuk mengurangi kerugian yang dialami pemain dengan postur tubuh yang relatif pendek dan pengamatan hakim servis yang rawan berubah-ubah.

Sebelumnya batas yang dipakai adalah di bawah pinggang.

Baca Juga: Denmark Open 2022 - Kunci Kebangkitan Jonatan Lewati Duel Sengit

Artinya, setiap pemain punya standar yang berbeda. Pun demikian halnya dengan pengamatan hakim karena tidak ada ukuran yang pasti.

Perubahan ini dianggap sukses sejak pertama kali diuji coba saat All England Open 2018 dan menjadi pakem yang baru sampai sekarang.

Meski begitu, aturan yang baru tetap disorot karena tidak menjawab permasalahan inkonsistensi dari keputusan hakim.

Instrumen pengukur ketinggian servis yang dioperasikan secara manual dinilai masih menyisakan celah untuk kesalahan dalam pengamatan.

Pada akhirnya celah ini tetap menimbulkan ketidakpercayaan pemain terhadap keputusan hakim servis.

Pemain ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon, menjadi salah satu pemain yang tidak puas dengan hal ini.

Marcus menilai BWF seharusnya memakai teknologi dengan akurasi yang tinggi seperti hawk eye yang mampu mengukur posisi jatuhnya kok secara digital.

Ilustrasi hakim servis sedang mengamati tinggi posisi shuttlecock dalam pertandingan bulu tangkis.
ARDHIANTO WAHYU INDRAPUTRA/BOLASPORT.COM
Ilustrasi hakim servis sedang mengamati tinggi posisi shuttlecock dalam pertandingan bulu tangkis.

"Semua tergantung dari mata service judge-nya. Kalau misalnya mata dia silinder, mungkin bisa bermasalah," kata Marcus saat BWF menerapkan aturan servis baru.

"Kalau BWF mau buat peraturan seperti ini, seharusnya mereka punya alat semacam hawk eye untuk mendeteksi servis seorang pemain atau ada sensornya."

"Kalau enggak begitu ya enggak adil dong," ucap dia.

Baca Juga: Indonesia Masters 2022 - Rahmat/Pramudya Masih Tak Terbendung


Editor : Ardhianto Wahyu Indraputra
Sumber : Berbagai sumber

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Klasemen

Klub
D
P
1
Man City
38
91
2
Arsenal
38
89
3
Liverpool
38
82
4
Aston Villa
38
68
5
Tottenham
38
66
6
Chelsea
38
63
7
Newcastle
38
60
8
Man United
38
60
9
West Ham
38
52
10
Crystal Palace
38
49
Klub
D
P
1
Borneo
32
70
2
Persib
32
59
3
Bali United
33
58
4
Madura United
32
53
5
PSIS Semarang
32
50
6
Dewa United
32
50
7
Persik
33
48
8
Persis
32
47
9
Barito Putera
32
43
10
Persija Jakarta
32
42
Klub
D
P
1
Real Madrid
38
95
2
Barcelona
38
85
3
Girona
38
81
4
Atlético Madrid
38
76
5
Athletic Club
38
68
6
Real Sociedad
38
60
7
Real Betis
38
57
8
Villarreal
38
53
9
Valencia
38
49
10
Alavés
38
46
Klub
D
P
1
Inter
38
94
2
Milan
38
75
3
Juventus
38
71
4
Atalanta
38
69
5
Bologna
38
68
6
Roma
38
63
7
Lazio
38
61
8
Fiorentina
38
60
9
Torino
38
53
10
Napoli
38
53
Pos
Pembalap
Poin
1
F. Bagnaia
467
2
J. Martin
428
3
M. Bezzecchi
329
4
B. Binder
293
5
J. Zarco
225
6
A. Espargaro
206
7
M. Viñales
204
8
L. Marini
201
9
A. Marquez
177
10
F. Quartararo
172
Close Ads X