FC Barcelona, Lionel Messi, dan Akhir Sebuah Era Kejayaan

By Firzie A. Idris - Senin, 21 Agustus 2017 | 21:11 WIB
Kapten FC Barcelona, Lionel Messi, berjalan dengan kepala tertunduk di laga kontra Real Betis di pertandingan pertama Liga Spanyol musim 2017-2018 di Camp Nou, Minggu (20/8/2017) waktu setempat. (Josep LAGO/AFP)

Barca juga pernah kok memercayai "produk dalam negeri", 7 dari 11 starter Barca di final Liga Champions 2011 merupakan produk akademi mereka.

Para pemuja Barcelona akan mengatakan kalau terlalu dini mengatakan Barcelona sudah habis.

Dua tahun lalu Messi cs masih menjuarai Liga Champions. Bahkan, musim lalu Barcelona hanya kalah dari Real Madrid di perburuan titel La Liga pada hari terakhir musim.

Barca tahun lalu mencetak lebih banyak gol (116 berbanding 106) dan kebobolan lebih sedikit (37 berbanding 41) ketimbang Los Blancos.

Well, di atas lapangan Barcelona masih salah satu kekuatan menakutkan sepak bola dunia.

Tetapi, pergerakan misterius di jajaran atas klub memastikan bahwa regenerasi di kubu Camp Nou berjalan karut-marut.

Media-media Spanyol mengatakan era kepresidenan Sandro Rossell (2010-2014) lebih tertarik untuk mendatangkan uang ketimbang kejayaan di lapangan.

Rossell harus pergi secara tidak hormat setelah terlibat dalam skandal kedatangan Neymar padaJanuari 2014.

Pun, Bartomeu, yang ketika itu menjabat sebagai wakil Rossell, kini juga masih terlibat dengan masalah sama.

Barcelona nan agung pun tak lepas dari siklus kehidupan, mereka tidak hidup di tanah para dewa.

Mengutip pernyataan Daenerys Targaryen dari serial televisi mega populer, Game of Thrones, saat membicarakan kerajaan-kerajaan terbesar di Westeros, dunia kaya sejarah di serial HBO tersebut, "Mereka hanya bagian dari sebuah roda besar. Kadang yang satu di atas, kadang yang lain di atas. Begitu saja seterusnya," ujarnya.

Bagi Barcelona, kaki mereka tampak terinjak oleh roda yang berputar tersebut.