Pro-Kontra Penghapusan Aturan 50+1, Jerman Ingin Jadi seperti Inggris?

By Lariza Oky Adisty - Kamis, 8 Februari 2018 | 15:27 WIB
Pemain FC Bayern Muenchen merayakan kemenangan atas TSG Hoffenheim pada lanjutan Liga Jerman di Stadion Allianz Arena, Sabtu (27/1/2018). (GUNTER SCHIFFMANN/AFP)

Klub sendiri harus punya minimal 50 persen saham, plus satu persen tambahan untuk anggota klub.

Artinya, investor luar bakal mendapatkan maksimal 49 persen kepemilikan.

Pengecualian berlaku kalau ada pemilik saham yang sudah berinvestasi di klub selama minimal dua dekade, seperti yang terjadi pada TSG Hoffenheim, Bayer Leverkusen, dan Vfl Wolfsburg.

Dengan demikian, kita tidak akan melihat klub Jerman dibeli oleh investor asing, seperti yang terjadi di Chelsea dan Roman Abramovich atau Manchester City dengan Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan.

Namun, seperti halnya semua aturan di mana pun, aturan 50+1 juga tidak lolos dari kritik dan kajian ulang.

Apa pun keputusan DFL nantinya, tentu akan ada pro dan kontra.

PRO

  • Investor datang, banyak bintang

Salah satu tema berulang dari mayoritas klub Liga Jerman adalah mereka jarang bisa mempertahankan pemain bintang.

Lihat saja Borussia Dortmund yang baru-baru ini kehilangan sumber gol utama mereka, Pierre-Emerick Aubameyang ke Arsenal.

Aubameyang cuma contoh kesekian Dortmund ditinggal pemain bintang mereka ke klub yang lebih besar (atau ke FC Bayern Muenchen).