Ironi Barcelona dari Wales, Chairman yang Seharusnya Lengser Keprabon

By Senin, 21 Mei 2018 | 20:47 WIB
Bek Swansea City, Alfie Mawson (tengah), merayakan gol yang dia cetak ke gawang Liverpool FC dalam laga Liga Inggris di Stadion Liberty, Swansea, pada 22 Januari 2018. ( GEOFF CADDICK/AFP )

Nahas, ia gagap budaya, tidak benar-benar nyetel dengan sepakbola Inggris. Ia di-PHK hanya setelah sebelas pertandingan. Perburuan manajer kembali dilakoni.

(Baca Juga: Final Liga Champions - Makanan Indonesia Siap Sambut Fans Liverpool dan Real Madrid)

Kali ini telunjuk mengarah ke Paul Clement, manajer muda Inggris dengan Bayern Muenchen, Paris Saint-Germain, dan Real Madrid di CV-nya.

Ia mampu memanfaatkan betul tenaga kuda Fernando Llorente dan Gylfi Sigurdsson guna meraih sintas.

Hanya sintas. Llorente dan Sigurdsson dilego di akhir musim tanpa digantikan petarung sepadan.

Nasib Clement praktis mirip Guidolin dan Monk: dipecat semusim berselang.

Demi misi sintas (untuk kesekian kali), Carlos Carvalhal diumumkan memimpin tim.


Manajer Swansea City, Carlos Carvalhal (kanan), bersalaman dengan bek timnya, Martin Olsson, seusai laga Liga Inggris kontra Tottenham Hotspur di Stadion Liberty, Swansea, pada 2 Januari 2018.(GEOFF CADDICK/AFP)

Ia tak punya pengalaman di Premier League tapi bertanggung jawab atas meroketnya status Sheffield Wednesday menjadi penantang promosi di Championship.

Ia sebenarnya mengawali semuanya dengan baik, termasuk mengalahkan Liverpool dan Arsenal, tetapi pada akhirnya kolaps di bulan-bulan pamungkas.