Sebuah Pledoi untuk Sergio Ramos

By Firzie A. Idris - Senin, 28 Mei 2018 | 19:18 WIB
Bek Real Madrid, Sergio Ramos, menghibur penyerang Liverpool, Mohamed Salah, setelah Salah mengalami cedera dan harus ditarik keluar lebih dini dalam laga final Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada 26 Mei 2018. (FRANCK FIFE/AFP)

Justru, aksi tersebut mengeksploitasi peraturan di mana permainan tak bisa terus berlanjut apabila wasit meniup peluit setelah seorang pemain melanggar lawan.

Tentu, tactical foul bukan berarti mencederai lawan.

Pun, secara teknis, kejadian yang menimpa Ramos dan Salah tidak tergolong tactical foul karena laga berlanjut dan wasit Milorad Mazic tak menilainya sebagai foul.

Namun, prinsipnya tetap sama: mengeksploitasi kondisi demi mencapai tujuan!

***

Berlanjut dari pelanggaran itu, Liverpool masih punya 2/3 laga atau 60 menit untuk mengembalikan keadaan.

Apa yang terjadi selama satu jam lebih tersebut?

Liverpool hanya mencatatkan 1 tembakan tepat sasaran, yang setidaknya berbuah gol oleh Sadio Mane.

Selebihnya, tak ada pemain The Reds yang meningkatkan permainan mereka untuk mengisi kekosongan sepeninggal Mo Salah.

Sebagai perbandingan, Cristiano Ronaldo keluar pada final Euro 2016 tetapi para pemain Portugal berhasil menjaga level permainan dan bahkan mengalahkan timnas Prancis, tim tuan rumah yang begitu diunggulkan pada laga tersebut.

Kesalahan-kesalahan Loris Karius semakin mengeksploitasi kekuatan para pelapis Liverpool.