Sebuah Pledoi untuk Sergio Ramos

By Firzie A. Idris - Senin, 28 Mei 2018 | 19:18 WIB
Bek Real Madrid, Sergio Ramos, menghibur penyerang Liverpool, Mohamed Salah, setelah Salah mengalami cedera dan harus ditarik keluar lebih dini dalam laga final Liga Champions di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina pada 26 Mei 2018. (FRANCK FIFE/AFP)

Ketika partai memasuki fase genting, Juergen Klopp melihat bench-nya dan (mungkin) hanya bisa menghela nafas.


Penyerang Liverpool, Sadio Mane (kedua dari kiri), saat mencetak gol ke gawang Real Madrid dalam final Liga Champions 2017-2018 di Stadion NSC Olimpiyskiy, Kiev, Ukraina, pada Sabtu (26/5/2018). ( SERGEI SUPINSKY / AFP )

Adam Lallana sudah ia masukkan untuk mengganti Salah. Sisanya ada Dominic Solanke, Nathaniel Clyne, Emre Can, Alberto Moreno, Ragnar Klavan, dan Simon Mignolet.

Pergantian kedua baru ia lakukan dengan delapan menit waktu normal tersisa, menarik James Milner dan memasukkan Can.

Pada fase laga tersebut, sudah terlihat bahwa substitution hanya dilakukan karena energi Milner sudah terkuras habis.

Klopp pun hanya perlu melihat ke samping untuk melihat jomplangnya kekuatan kedua tim.

Zinedine Zidane punya kemewahan untuk menurunkan Gareth Bale pada medio babak kedua. Kontribusi Bale fantastis dengan menjadi pahlawan dua gol.

Si kepala plontos hanya memberikan anak emas sepak bola Spanyol, Marco Asensio, satu menit waktu normal dan menyimpan Lucas Vazquez, yang berperan besar dalam kemenangan atas Juventus di perempat final, di bangku cadangan.

***

Dua hal yang membuat fans Liverpool teramat-amat kesal terhadap Sergio Ramos bisa jadi karena ia merusak narasi yang telah terbangun jelang laga final.

Rekan saya, Lariza Adisty, menulis di kolomnya tentang skenario tersebut. Bahwa di dunia ideal atau film Hollywood, Mohamed Salah mencetak gol kemenangan Liverpool atas Real Madrid.