Antara Nostalgia dan Kertas Rahasia

By Willy Kumurur - Sabtu, 24 November 2018 | 17:17 WIB
Pelatih Belanda Ronald Koeman (OLI SCARFF/AFP)

Sepak bola Belanda adalah sepak bola masa lalu.

 

Sampai sebelum Liga Nasional Eropa atau Liga Negara Eropa (UEFA Nations League) bergulir, sepak bola Belanda dianggap sebagai nostalgia.

Tim Oranje, julukan Belanda, tak mampu menembus putaran final dua turnamen penting dan bergengsi: Piala Eropa 2016 dan Piala Dunia 2018.

Begitu tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2018, harian Britania Raya, The Guardian, menurunkan tulisan dengan judul Kualitas Tim Sepak Bola Belanda Turun: ditaklukkan oleh obsesi total masa lalu.

The Guardian membuka tulisannya dengan mengutip novel Waterford karya Graham Swift yang mengisahkan tentang seorang guru sejarah yang sedang mengalami krisis paruh baya.

Guru sejarah itu berkata, “Tatkala sejarah tidak melemahkan dan memasang perangkap untuk dirinya sendiri dengan cara yang amat buruk seperti itu, maka tercipta kerinduan tersembunyi untuk kembali ke masa lalu."

"Betapa kita ingin kembali ke masa itu sebelum sejarah menggerus kita, sebelum segala sesuatunya berjalan ke arah yang salah….”

Kegagalan demi kegagalan yang dialami oleh Belanda akibat buruknya performa Tim Oranje membuat warga Belanda dan fansnya mengatasi kekecewaan dengan cara “membanjiri angan-angannya” atas kenangan atau nostalgia tentang kejayaan tim Belanda di masa lalu.

Sebab, untuk apa berharap pada tim yang hanya menghadirkan kekecewaan dan ketiadaan.