Antara Nostalgia dan Kertas Rahasia

By Willy Kumurur - Sabtu, 24 November 2018 | 17:17 WIB
Pelatih Belanda Ronald Koeman (OLI SCARFF/AFP)

Meski kalah, keindahan Total Football yang didemonstrasikan oleh pasukan Rinus Michels di Olympiastadion, Muenchen, membuat para penggemar bola sejagat mengenang Johann Neskens, Johan Cruyff, Johnny Rep, dan kawan-kawan sebagai juara tanpa mahkota.

Saat kembali ke Belanda, Rinus Michels dan para pemainnya disambut laksana pahlawan sesaat setelah mendarat di Bandara Schiphol , Amsterdam.

Ratu Juliana menyambut mereka dalam perjamuan di Royal Palace.

Sepak bola Belanda telah menyaksikan kelahiran dan kehadiran empat generasi pemain berbakat, mulai dari Johan Cruyff dan Van Hanegem di tahun 1970-an; Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten, serta Ronald Koeman tahun 1980-an; Dennis Bergkamp tahun 1990-an, serta para seniman bola kelahiran tahun 1983-1984 yang dipimpin oleh oleh Arjen Robben dan Wesley Sneijder.

Setelah itu Tim Oranje tenggelam, bahkan terbenam ke dasar jurang.

Di tengah skeptisisme seperti itulah, adalah sebuah kejutan tatkala Tim Oranje masa kini di bawah asuhan Ronald Koeman menghentak Benua Biru Eropa dengan prestasi yang luar biasa.

Di Liga Nasional Eropa, Belanda membenamkan musuh bebuyutan, Jerman, juara Piala Dunia 2014, dengan skor telak 3-0, dan menghajar Prancis, juara Piala Dunia 2018, dengan skor 2-0.

Tim Oranje mendepak Jerman degradasi ke Liga B.

Rahasia Koeman

Pada Selasa (20/11/2018) dini hari yang lalu, Belanda kembali menghadapi Jerman yang menjadi tuan rumah di Stadion Veltins Arena, Gelsenkirchen.