Antara Nostalgia dan Kertas Rahasia

By Willy Kumurur - Sabtu, 24 November 2018 | 17:17 WIB
Pelatih Belanda Ronald Koeman (OLI SCARFF/AFP)

Ronald Koeman memasang formasi 4-2-3-1, sama seperti ketika mengalahkan Prancis.

Belum sampai 20 menit laga bergulir, Belanda sudah dihajar Jerman 2-0.

Gol balasan Belanda melalui Quincy Promes tak akan cukup untuk meloloskan Belanda ke semifinal, sebab Jerman tetap unggul 2-1.

Tanda-tanda Belanda akan kalah semakin jelas ketika laga sudah hampir 90 menit.

Lalu, keluarlah "surat rahasia" dari tangan Ronald Koeman.

Ronald Koeman menyerahkan surat itu kepada bek Kenny Tete, yang segera menyampaikannya kepada kapten tim, Virgil van Dijk.

Keajaiban terjadi.

Begitu membaca tulisan di atas kertas putih itu, tak lama kemudian Van Dijk, bek Liverpool, mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-90, gol yang dibutuhkan untuk membawa Tim Oranje ke semifinal.

Apa gerangan isi kertas rahasia itu?

Isinya adalah formasi 4-2-3-1 diganti menjadi 3-2-3-2.

Van Dijk yang menjadi bek tengah diperintahkan untuk menjadi striker.

Ternyata strategi itu berhasil.

Sekarang fans Belanda sedang dalam euforia.

Mereka tak perlu lagi bernostalgia, tak perlu lagi berangan-angan, karena Tim Oranje telah menunjukkan taringnya dengan menyingkirkan dua pemegang Piala Dunia.

Tatkala Prancis menyerah 0-2 kepada Tim Oranje, koran Belanda Algemeen Dagblad dengan bangga menulis Het werd een mooie avond (Ini sungguh malam yang indah).

Penyair Inggris John Keats bersabda, “Sesuatu yang indah adalah keceriaan abadi (a thing of beauty is a joy forever).”


*Penulis adalah penikmat bola.