Harmoni dan Histori, Jangan Kaget kalau Tottenham Juara Liga Champions

By Beri Bagja - Kamis, 9 Mei 2019 | 20:30 WIB
Pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino (tengah), bersama timnya merayakan kelolosan ke final Liga Champions setelah menekuk Ajax Amsterdam di Johan Cruyff Arena, 8 Mei 2019. (TWITTER.COM/BBCMOTD)

BOLASPORT.COM - Ceritanya berawal dari sebuah rumah di Murphy, kawasan pertanian sekitar 300-an kilometer dari ibu kota Argentina, Buenos Aires, tiga dasawarsa silam.

Mahaguru pencarian bakat pemain Argentina, Jorge Griffa, mengetuk jendela rumah sederhana.

Sudah dini hari kala itu. Sekira pukul dua.

Griffa disambut dua orang, suami-istri. Ia dipersilakan masuk, lantas berbincang basa-basi soal hasil pertanian mereka.

Sebentar saja, Griffa langsung mengutarakan tujuannya datang blusukan ke situ dan meminta izin mengintip anak mereka yang sedang tertidur di kamar.

Ketika masuk, Griffa terkesan melihat kaki remaja yang pipinya tembam itu. "Kaki yang bagus. Itu kaki pesepak bola!" katanya.

Anak dengan kaki yang menarik itu ialah Mauricio Pochettino ketika usia 14 tahun. 

Baca Juga : Tottenham Hotspur dan Kisah Debut Wakil Inggris di Final Liga Champions

Momen di atas ialah pertemuan pertama Pochettino dengan Griffo selaku pencari bakat akademi klub Newell's Old Boys dan Marcelo Bielsa, pelatihnya.

Bukan tanpa alasan dua orang berpengaruh di sepak bola akar rumput Argentina itu penasaran mengamati Pochettino.