Harmoni dan Histori, Jangan Kaget kalau Tottenham Juara Liga Champions

By Beri Bagja - Kamis, 9 Mei 2019 | 20:30 WIB
Pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino (tengah), bersama timnya merayakan kelolosan ke final Liga Champions setelah menekuk Ajax Amsterdam di Johan Cruyff Arena, 8 Mei 2019. (TWITTER.COM/BBCMOTD)

Meski terlihat sepele, resep harmoni yang diterapkan Pochettino nyatanya dirasakan vital menggenjot performa klub.

Dia melayangkan memori publik Spurs ke sosok Bill Nicholson yang meramu tim sedemikian rupa menjadi harmonis dan berprestasi puluhan tahun silam.

Orang ini paling sakral di Tottenham. Nicholson merupakan pelatih Spurs era The Glory Years pada awal 1960-an hingga 1970-an.

Nicholson menyumbang 11 gelar, termasuk titel Liga Utama Inggris (1960-1961), Piala Winners yang jadi trofi perdana mereka di Eropa (1962-1963), hingga Piala UEFA 1971-1972.

Seperti halnya Poche, Nicholson memperkuat fondasi Spurs dengan man-management kelas top yang mengutamakan azas kekeluargaan serta kemesraan di skuat.

"Salah satu faktor kesuksesan Tottenham adalah saya punya banyak pemain bijaksana yang senang bermain bersama satu sama lain. Tak ada yang diasingkan atau dibedakan," kata Nicholson, dikutip BolaSport.com dari situs klub.

"Semuanya ingin maju dan sukses bersama-sama. Kami adalah sebuah tim dalam arti yang sebenarnya," ucap sang legenda yang wafat pada 2004 tersebut.

Cliff Jones, winger andalan Spurs di era kejayaan itu menautkan persamaan filosofi kekeluargaan Poche dengan Nicholson. 

Baca Juga : Liverpool vs Tottenham - Partai Langka di Final Liga Champions

"Spurs kini sangat kompak dan menyenangkan. Ada komitmen kepada suporter dan klub, sama seperti yang Bill tanamkan di klub ini dahulu," ujarnya.