Antonio Conte Melawan Juventus, Kala Hati dan Kepala Beradu

By Anggun Pratama - Kamis, 3 Oktober 2019 | 16:28 WIB
Pelatih Inter Milan, Antonio Conte, saat konferensi pers International Champions Cup 2019 jelang laga lawan Manchester United di National Stadium, Singapura, Jumat (19/7/2019). (BAGASKARA SETYANA/BOLASPORT.COM)

Conte kembali ke Juventus di waktu yang tepat.

Allianz Stadium resmi dipakai sebagai kandang Juve pada 2011 (saat itu masih bernama Juventus Stadium). Conte datang sebagai pengganti Luigi Delneri.

Tak ada ekspektasi besar Conte ternyata bakal menjadi peletak dasar dominasi Juve selama sewindu di Serie A.

Maklum, Si Nyonya Tua sedang menjalani masa buruk usai calciopoli.

Presiden Juventus, Andrea Agnelli, menyebut Conte hanyalah salah satu kepingan puzzle dalam misi mengembalikan kejayaan klub.

Namun, secara luar biasa Juventus langsung juara dengan status tak terkalahkan di musim 2011-12. Di 2013-14 malah makin gila karena Juve juara Serie A dengan catatan 102 poin yang menjadi rekor poin tertinggi di Italia.

Karakter pejuang, tak mau kalah yang ia tunjukkan saat masih menjadi pemain, terbawa sebagai pelatih dan tim yang ia besut.

“Saya terkejut dengan karakter tersebut meski saya sudah tahu karena pernah bermain bersama. Saya tak pernah membayangkan ia datang dengan persiapan luar biasa,” ucap Pavel Nedved, direktur Juventus, yang pernah menjadi rekan setim seperti dikutip dari Goal.com.

"Ia berhasil menyalurkan karakter, hasrat untuk menang dan sikap pantang menyerah pada tim," lanjutnya.

Di akhir musim ketiga, Conte pergi. Tiga scudetto berurutan berhasil ia persembahkan plus dua Piala Super Italia pada 2012 dan 2013 kepada Juve tercintanya.