Kala Manchester United Melupakan Kodratnya

By Anggun Pratama - Rabu, 16 Oktober 2019 | 13:46 WIB
Pelatih Manchester United, Ole Gunnar Solskjaer. (TWITTER.COM/MIRRORFOOTBALL)

United masih mendapatkan trofi Piala FA 2016, Community Shield 2016, kemudian Piala Liga 2017, dan Liga Europa pada 2017.

Namun, dalam dua musim terakhir, terjadi penurunan performa secara signifikan.

Manchester United kini terseok-seok di liga. Setan Merah seperti terus membuat kesalahan terkait pelatih atau manajer.

Padahal, pos pelatih atau manajer itu merupakan posisi terpenting dalam klub sepak bola. Tak percaya?

Roy Hodgson dalam buku The Manager menjelaskan: "Apa hal yang terpenting dari klub sepak bola tiap pekan, menang atau kalah? Manchester United adalah institusi dunia dan mereka bisa menjual ratusan juta pound di pasar modal. Namun, esensi klub sepak bola adalah 13 atau 14 pemain yang berlari tiap akhir pekan dengan kaus merah United."

"Bila United jatuh ke level dua atau tiga di piramida sepak bola Inggris, tentu semua uang dan strategi pemasaran itu tak ada gunanya. Itulah kenapa Sir Alex adalah figur penting, karena ia adalah sosok yang mengatur inti dari bisnis Manchester United dalam waktu lama," tutur Roy.

Arsene Wenger sependapat. "Bagaimana Anda bisa menilai seorang manajer bila faktanya ia tak mengontrol klub. Saya meyakini bahwa manajer adalah sosok pemberi panduan di dalam klub. Pemain harus merasakan hal itu sekaligus merasakan otoritas dari sang manajer," ucap Wenger.

"Ia harus punya kendali penuh. Bila manajer bukan sosok yang terpenting dalam klub sepak bola, lantas kenapa kami yang dipecat bila keadaan tidak berjalan baik?," ujarnya.

Baca Juga: Diam-diam Jose Mourinho Masih Membantu Pemain Manchester United