SEA Games 2019 - Edgar Xavier Marvelo Sembunyikan Tangis Saat Bendera Merah Putih Dikibarkan

By Delia Mustikasari - Selasa, 3 Desember 2019 | 16:15 WIB
Pewushu putra Indonesia, Edgar Xavier Marvelo, saat upacara pemberian medali emas SEA Games 2019 nomor daoshu/gunshu combined putra, Selasa (3/12/2019). (DELIA MUSTIKASARI/BOLASPORT.COM)

Laporan Langsung Delia Mustikasari dari Filipina

BOLASPORT.COM - Pewushu putra Indonesia, Edgar Xavier Marvelo, menjalani situasi emosional saat final cabang olahraga wushu SEA Games 2019 di World Trade Center, Manila, Filipina, Selasa (3/12/2019).

Edgar Xavier Marvelo mempersembahkan dua keping medali emas dari nomor nomor daoshu/gunshu combined putra dan nomor duilian putra.

Di balik kilau emas tersebut, Edgar Xavier Marvelo juga harus menahan kesedihan setelah ayahnya, Lo Tjhiang Meng (Ameng) meninggal dunia pada Selasa (3/12/2019) dini hari WIB karena sakit jantung atau sebelum Edgar menjalani laga final.

Meski begitu, pria kelahiran 16 Desember 1998 tersebut mampu tampil menawan dan berhasil mempersembahkan medali emas untuk Indonesia.

Edgar juga berusaha menahan tangis saat bendera Merah Putih dikibarkan saat upacara pemberian medali dan memberikan pernyataan kepada media.

"Papa pernah berpesan saat saya di Shanghai (mengikuti Kejuaraan Dunia). Papa sempat melewati masa kritis. Papa berpesan, apa pun yang terjadi pada Papa, Edgar harus tetap melanjutkan wushu dan harus selalu mengikuti pertandingan yang ada," kata Edgar.

"Saya hari ini cuma menjalankan apa yang papa pesan. Sebelum alat-alat Papa dicopot, kalau saya berjanji akan melakukan apa pun buat Papa," ucap Edgar.

Pelatih kepala timnas wushu Indonesia, Novita mengku senang wushu mampu memenuhi target dua medali emas.

Baca Juga: SEA Games 2019 - Edgar Xavier, 2 Emas, dan Wafatnya Sang Ayah

"Tetapi, tadi malam kami mendapat kabar papanya Edgar meninggal dan itu sangat berat bagi kami," kata Novita.

"Alhamdulillah Edgar the real champion. Artinya dia bisa mengatasi keadaan ini dengan baik sehingga dia bisa tampil dengan baik. Sebenarnya papa Edgar sudah masuk ICU sejak jumat tetapi berita ini tidak disampaikan ke Edgar," ucap Novita.

Novita menceritakan bahwa tadi malam dia mendapat telepon dari pihak keluarga Edgar karena kondisi sang ayah tengah kritis.

"Papanya minta tidak diinfokan ke Edgar jadi kami tahan. Jam 01.34 kami ditelpon lagi oleh mama dan kokonya (kakak laki-laki) Edgar, kalau pihak keluarga mau bicara dengan Edgar. Dengan berat hati semua kondisi ini kami alami," tutur Novita.

"Saya dengan coach Ana (Susyana Tjan, pelatih Edgar) ke kamar edgar untuk memberitakan ini. Ketika edgar mendengar bahwa papanya dari kokonya, Edgar cukup tegar. Dia menyatakan siap, saya enggak tahu apa yang disampaikan kokonya.  Dia siap dan diam saja lalu istirahat lagi."

Menurut Novita, tim pelatih percaya dengan Edgar meski mereka tidak bisa tidur setelah mendengar kabar duka tersebut.

"Saya tanya ke Harris (Horatius) sebagai teman sekamar setelah mendengar kabar itu. Edgar telpon lagi ke mamanya, tidak lama setelah itu dia bisa tidur dan jam 6 baru bangun," ucap Novita.

Baca Juga: Fitriani Sulit Temukan Pola Permainan Selama di SEA Games 2019

"Saya tanya bagaimana kondisinya? Dia siap dan kami tetap menjaga info ini tidak diinformasikan ke PBWI, tim kontingen, CDM agar tidak terlalu banyak berita duka yang dia terima. Itu yang kami jaga."

"Saya pagi itu tidak langsung bertemu Edgar. Saya baru bertemu di ruang warming up dan selama 30 menit kami berpelukan. Saya bilang ke Edgar lepaskan semua. Di situ dia menangis mencurahkan semua. Jam 8 tepat, Edgar sudah siap untuk pemanasan," ujar Novita.

Jika Edgar memutuskan tidak tampil setelah kabar tersebut, Novita sudah berpesan tadi malam.

"Kalau ini sudah jalannya, siapa pun akan mengalami ini. Nah, saat ini dia adalah wakil negara, mengemban tugas negara, tutup kisah ini dengan manis karena ya kami yakin papanya sedang menunggu hasil ini."

"Papanya meminta dia tampil lebih baik dan dia persembahkan emas ini untuk papanya," ucap Novita.

Setelah mendapat kabar duka, pihak pelatih berusaha untuk menghubungi pihak ticketing untuk mengubah jadwal demi Edgar bisa kembali ke jakarta. 

Namun, adanya badai di Filipina membuat penerbangan ditiadakan dan bandara ditutup.

"Besok pagi dia akan kembali jam 7.35 pagi."

Terkait koordinasi dengan keluarga, selesai pertandingan pertama Edgar langsung menghubungo keluarganya karena semenjak kami berangkat dari lobi, Edgar tidak memegang handphone supaya tidak berkomunikasi dengan banyak orang.

"Cukup dengan keluarganya supaya tidak terganggu konsentrasi," ucap Novita.

Saat ini, almarhum ayah Edgar disemayamkan di Grand Heaven, Pluit, Jakarta, dan akan dikremasi pada Sabtu (7/12/2019).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Matthijs de Ligt meraih penghargaan Kopa Trophy, pengharaan yang tahun lalu diraih Kylian Mbappe. #MatthijsdeLigt #KopaTrophy

A post shared by BolaSport.com (@bolasportcom) on