Paolo Ciabatti: Dibanding Yamaha, Jadi 'Rookie' di Ducati Lebih Susah

By Diya Farida Purnawangsuni - Jumat, 8 Januari 2021 | 11:50 WIB
Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti (twitter.com/pciabatti)

BOLASPORT.COM - Direktur Olahraga Ducati, Paolo Ciabatti, menilai pembalap musim pertama alias rookie yang memulai karier mereka bersama tim Yamaha lebih beruntung ketimbang di skuadnya.

Sebab, menurut Paolo Ciabatti, dibanding Yamaha, menjadi rookie di Ducati lebih susah.

Hal ini sudah dibuktikan oleh pembalap Italia, Francesco Bagnaia, yang mulai tampil di kelas MotoGP pada musim 2019, berbarengan dengan Fabio Quartararo (Prancis)

Berbeda dengan Quartararo yang langsung mencuri atensi bersama tim Petronas Yamaha SRT, Bagnaia yang melakoni debut MotoGP dengan tim Pramac Racing justru kesulitan menampilkan performa terbaiknya.

Padahal, sebelum naik ke kelas MotoGP, status Bagnaia ialah juara dunia Moto2 2018.

Baca Juga: Rionny Mainaky Ungkap Perbedaan Pebulu Tangkis Indonesia dan Jepang

Sementara itu, Quartararo cuma bisa menyelesaikan kejuaraan dunia Moto2 2018 di peringkat ke-10.

"Bagnaia mendapatkan musim yang sangat sulit di tim Pramac sebagai rookie dengan motor Ducati pada tahun 2019," ucap Paolo Ciabatti, dikutip dari GP One.

"Jika Anda bandingkan performanya saat itu dengan Quartararo bersama Yamaha, maka Anda bisa mengatakan bahwa Pecco (panggilan akrab Bagnaia) mencatat lebih banyak kemenangan ketimbang Fabio di Moto2."

"Namun, para rookie mendapatkan masa yang lebih susah di Ducati ketimbang mereka yang ada di Yamaha," kata Ciabatti lagi.

Baca Juga: Valentino Rossi Akui Perlu Perbaiki Diri Agar Bisa Bersaing di MotoGP

Selama menjalani MotoGP 2019, pencapaian terbaik Francesco Bagnaia ialah finis di urutan ke-7 pada balapan MotoGP Austria.

Sementara itu, Fabio Quartararo kerap terlibat duel sengit dengan pembalap andalan Repsol Honda, Marc Marquez, untuk memenangi balapan.

Musim lalu, Bagnaia sebetulnya menunjukkan potensi yang bagus saat menjalani balapan perdana MotoGP 2020 di Sirkuit Jerez, Spanyol.

Pada balapan MotoGP Spanyol 2020, Pecco mampu finis di peringkat ke-7.

Akan tetapi, setelah itu, nasib sial menghampiri Bagnaia.

MOTOGP.COM
Pembalap Pramac Racing, Francesco Bagnaia.

Dimulai dengan insiden mesin rusak yang memaksa dia membukukan hasil gagal finis pertama pada MotoGP 2020, periode kelam Bagnaia berlanjut dengan kecelakaan di Brno (Republik Ceska) yang membuat dia harus absen pada tiga balapan.

"Lima pekan setelah operasi kaki bagian bawah, dia kembali di Misano dan finis di urutan kedua untuk kali pertama dalam karier MotoGP-nya," tutur Paolo Ciabatti.

"Sepekan kemudian, dia mengalami crash saat sedang memimpin. Namun, tetap saja, Anda bisa mengatakan bahwa awal musim Pecco sebetulnya fantastis."

"Dia mengendarai Ducati dalam cara yang luar biasa. Setelah Misano, Pecco kembali mengalami beberapa kecelakaan, dia lalu kehilangan kepercayaan diri, dan tak pernah lagi mendapatkan perasaannya terhadap motor sebesar 100 persen."

"Namun, kami yakin bahwa dia punya banyak bakat. Kami yakin dia akan bisa finis di podium dan bahkan memenangi sejumlah balapan," kata Ciabatti lagi.

Baca Juga: Realistis, Bos Ferrari Cuma Berani Bidik Posisi 3 Besar pada F1 2021

Pada MotoGP 2021, Ducati bisa dibilang mengambil langkah berani dengan merekrut tiga pembalap pemula untuk memperkuat dua tim satelit mereka yakni Pramac Racing dan Avintia Racing.

Ketiga pembalap pemula tersebut adalah Jorge Martin, Luca Marini, dan Enea Bastianini.

Martin, yang berkebangsaan Spanyol, mendapat kontrak dari Pramac Racing, sedangkan dua rider Italia, Marini dan Bastianini, bakal membalap di bawah bendera Avintia Racing.

Adapun Francesco Bagnaia mendapat promosi ke tim pabrikan Ducati dan akan bertandem kembali dengan rekan setimnya di Pramac Racing, Jack Miller (Australia).

Sementara itu, pembalap Prancis, Johann Zarco bakal bahu-membahu dengan Jorge Martin di Pramac Racing.

Baca Juga: Sean Gelael Sudah Tak Asing dengan World Endurance Championship