Deretan Pebulu Tangkis Dunia Non Pelatnas, Praveen/Melati Belum Resmi?

By Delia Mustikasari - Jumat, 21 Januari 2022 | 00:15 WIB
Pasangan ganda putra nasional Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, melakukan tos di sela pertandingan simulasi Olimpiade Tokyo 2020 di Hall Pelatnas PP PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (16/6/2021). (BADMINTON INDONESIA)

Selain itu, ada dua sparring partner Denmark berusia 19 tahun, Axel Parkhoi dan Marcus Viscovich, untuk berlatih dan bertanding bersama di Dubai.

6. Zhang Beiwen (tunggal putri Amerika Serikat)

Twitter.com/USABadminton
Ekspresi Zhang Beiwen setelah mengalahkan Vaishnavi Reddy Jakka di Korea Open 2018, Rabu (26/9/2018)

Zhang Beiwen adalah salah satu bukti kegigihan pebulu tangkis profesional. Pemain kelahiran 12 Juli 1990 tersebut mulai merintis karier bulu tangkis ketika berusia 14 tahun.

Zhang akhirnya memutuskan pindah ke Singapura. Zhang menyebut bahwa itu merupakan satu-satunya pilihan yang dia punya jika ingin meneruskan karier sebagai pemain bulu tangkis. Tiga tahun kemudian, dia pindah warga negara dan mulai membela tim nasional Singapura.

Pada 2012, dia pergi ke Amerika Serikat. Awalnya, dia pergi ke San Francisco karena memiliki teman di sana. Dia lalu hijrah ke Las Vegas karena di sana ada klub bulu tangkis yang membuka peluang untuk Zhang bergabung.

"Sebelum ke Amerika, saya sudah tidak bermain bulu tangkis selama hampir dua tahun. Saya tetap berhubungan dengan bulu tangkis, tetapi sebagai pelatih. Waktu pertama datang ke Las Vegas, saya dites," kata Zhang.

"Saya kaget karena saya bisa mengalahkan semua pemain yang ada di klub itu. Di Amerika memang tidak banyak pemain bagus," ucap Zhang.

"Saya senang tinggal di Las Vegas karena di sana biaya hidup murah. Awalnya, bahasa memang menjadi kendala utama. Ketika di Singapura, saya tidak banyak memakai bahasa Inggris untuk berkomunikasi."

"Saya mengerti apa yang dikatakan orang, tetapi sulit untuk berkata-kata," ujar Zhang menambahkan.

Baca Juga: Usai di Portimao, Marc Marquez Kembali Tebar Pesona di Sirkuit Aragon

Dari sekian banyak tempat atau negara yang pernah dikunjungi, Zhang menyebut Jepang sebagai favoritnya. Singapura jadi pilihan berikutnya. Yang pasti, dia mengaku tidak ada keinginan untuk tinggal menetap di negara kelahirannya, China.

Kerja kerasnya berlatih mandiri membuahkan hasil. Zhang berhasil lolos Olimpiade Tokyo 2020 yang merupakan salah satu target terbesarnya.

Namun, dia mengalami insiden tak terduga saat melawan wakil China, He Bingjao pada Olimpiade Tokyo 2020. Bertanding di Musashino Forest Plaza, Zhang tampil mengesankan sepanjang gim pertama dan berhasil memetik kemenangan 21-14 dalam tempo 19 menit.

Perjuangannya harus terhenti pada gim kedua. Pasalnya, Zhang mengalami cedera pergelangan kaki kiri saat tertinggal 7-9 dari He Bingjao.

Sempat mendapat perawatan di pinggir lapangan, Zhang akhirnya menyerah tidak bisa melanjutkan pertandingan. Tangisnya langsung pecah saat atlet berusia 31 tahun itu dibawa keluar dengan menggunakan kursi roda.

Satu minggu pasca cedera, Zhang dikabarkan harus naik ke meja operasi untuk memulihkan kondisinya.

Baca Juga: IBL 2022 – Evos Thunder Bogor Raih Kemenangan Pertama Setelah Taklukkan Bima Perkasa Jogja