Dari Piala Presiden untuk Rakyat Indonesia

By Ferril Dennys Sitorus - Rabu, 7 Februari 2018 | 06:24 WIB
Pelatih PSMS, Djadjang Nurdjaman saat mengawal timnya bertanding. (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLASPORT.COM)

Keberhasilan Djanur mengalahkan Mario Gomez cukup membanggakan. Pelatih asal Argentina tersebut menorehkan 5 gelar saat menangani Johor Darul Takzim pada 2015-2017. Dari lima gelar tersebut, dua gelar diantaranya Liga Super Malaysia pada 2015 dan 2016.

Rahmad Darmawan baru kali pertama tampil di Piala Presiden. Namun, pelatih asal Lampung tersebut membuktikan kapasitasnya sebagaia salah satu pelatih jempolan dengan membawa Sriwijaya FC lolos ke semifinal.

Tim berjulukan Laskar Wong Kito tersebut lolos setelah menyingkirkan sang juara bertahan, Arema FC.

Salah satu kunci kesuksesan RD adalah kepintarannya mengombinasikan pemain muda dengan senior. Salah satu contohnya keberhasilan RD memoles Syahrian Abimanyu sebagai pemain hebat meski usianya baru 18 tahun.

Berjayanya pelatih lokal di Piala Presiden tentunya sesuai harapan Jokowi.

Dengan munculnya pelatih lokal berkualitas, maka akan berdampak baik bagi kemajuan tim nasional. Bisa saja, pelatih lokal ini menjadi aset penting yang mengakhiri puasa gelar tim nasional yang berlangsung sejak 1996.

"Saya tidak ingin main-main membenahi persepakbolaan Indonesia. Siapa pun harus mendukung proses yang kita jalani ini. Kita ingin klub bisa tumbuh. Kita ingin ada sekolah sepak bola. Kita ingin klub di daerah dan sekolah sepak bola bisa hidup semua," kata Jokowi dalam wawancara dengan Indosiar sebelum gelaran Piala Presiden 2015.

"Sehingga kompetisi makin banyak dan pertandingan juga banyak. Nanti akan menghasilkan pemain-pemain baik untuk seleksi sehingga muncul sebuah tim nasional yang tangguh. Saya tahu ini tidak mudah. Jika kita tidak memiliki keinginan yang kuat menyelesaikan masalah ini, sampai kapan pun kita tidak bisa memiliki klub yang baik," ujarnya menambahkan.


Presiden Jokowi (tengah) menghadiri acara pembukaan Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kab. Bandung, Selasa (16/1/2018).(HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/BOLASPORT.COM)

Dalam wawancara tersebut, Presiden juga menyatakan bahwa Piala Presiden akan menggerakkan ekonomi kerakyatan.

"Semua akan mendapatkan keuntungan dari Piala Presiden ini. Juga pedangang-pedangan kecil yang selalu berjualan di kanan-kiri stadion. Baik yang berjualan kaos atau souvenir akan bergerak lagi," tutur Jokowi.

Surga para pedagang

Pemberdayaan ekonomi kerakyaktan ini sangat terasa di Piala Presiden 2018. Karena itu, panita selalu melibatkan ribuan PKL dan pedangan asongan untuk berjualan di sekitar stadion.

Dalam setiap menit ke-70 akan diumumkan jumlah penonton, penjualan tiket, dan juga jumlah para PKL dan pedagang asongan yang berpartisipasi.

“Saya senang ekonomi berjalan dan sesuai arahan Bapak Jokowi harus melibatkan pedagang kecil. Ketika saya tanya langsung pedagang mereka bilang dagangannya laku juga. Saya ikut ngopi, minum teh juga,” jelas  Ketua Steering Committee (panitia pengarah) Piala Presiden Maruarar Sirait.


Ketua Steering Commitee [SC] Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait, berbincang-bincang dengan salah seorang pedagang kaki lima di sekitar Stadion Manahan Solo saat akan menyaksikan laga babak 8 Besar Piala Presiden 2018 antara Mitra Kukar melawan Persija Jakarta, Minggu (04/02/2018) sore.(SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM)

Ara bahkan tidak segan untuk langsung melakukan inspeksi mendadak ke baberapa sudut stadion untuk memastikan bahwa ekonomi kerakyatan berjalan. Ia minum teh yang dijajakan oleh pedagang asongan. Ia juga berinteraksi langsung dengan mereka.

Salah satu pedagang kecil yang merasakan keuntungan dari Piala Presiden 2018 adalah Sugiarto. Sugiarto merupakan salah satu pedagang disabilitas yang menjual jersey pada perempat final Piala Presiden yang digelar di Stadion Manahan, Solo, beberapa waktu lalu.

Meski memiliki keterbatasan fisik, Giarto -sapaan akrabnya- sangat bersemangat berjualan. Dia sama sekali tidak merasa terbebani dengan kekurangan fisik yang ada pada dirinya.

Pedagang berusia 48 tahun tersebut mengaku mendapatkan keuntungan berlipat ganda dalam waktu singkat. Karena itu, ia sangat berterima kasih kepada Piala Presiden karena perhelatan ini mendorong perekonomiannya menjadi lebih baik baik.

Pada akhirnya, Piala Presiden setidaknya membuat rakyat bahagia.


Sugiarto, pedagang disabilitas yang berjualan di area halaman Stadion Manahan, Solo ketika digelar babak perempat final Piala Presiden 2018 pada 3-4 Februari 2018.(MUHAMMAD SHOFI'I/BOLASPORT.COM)