Picasso dan Duka Barcelona

By Persiana Galih - Rabu, 12 September 2018 | 07:00 WIB
Taman di tengah Museum Picasso, Malaga, Spanyol, salah satu dari sedikit objek yang boleh diabadikan di museum tersebut. (PERSIANA GALIH/BOLA)

Cinta pada sepak bola, tentu timbul karena popularitasnya--bukan hal-hal ribet diatas lapangan hijau. Tak heran jika ia memilih Pele sebagai objek lukisannya.

Dengan ketenarannya sebagai pencetus gerakan pop art, seniman kelahiran AS 6 Agustus 1928 itu memang dikelilingi orang-orang keren.

Selebriti Hollywood, tokoh politik, musisi rock, sosialita terkenal, dan atlet bintang macam Pele, seakan mengantre dalam ruang galerinya.


Karya seniman AS, Andy Warhol, berjudul Pele.(artsy.com)

Karya Pele sendiri ia ciptakan pada 1978, dengan dimensi 101,6 x 101,6 cm. Karya tersebut merupakan salah satu dari banyaknya atlet—ada pula petinju Muhammad Ali--yang ia tuangkan lewat sablon dan polimer sintetik pada kanvas.

Gaya pop art-nya sangat efektif dalam potret Pelé di mana warna cat di sekitar kepala sang bintang terasa bergema.

Kepala Pele seakan dilepas saat bersentuhan dengan bola sepak. Merek Spalding pada bola, adalah khas Warhol yang tak pernah mengkhianati realitas industri zaman itu.


Salah satu sudut galeri fotografi Andy Warhol yang boleh diabadikan kamera di Museum Picasso, Malaga, Spanyol.(PERSIANA GALIH/BOLA)

Ajal menjemput Warhol pada 22 Februari 1987, sementara Pele masih menjadi salah satu pemain terbaik dunia hingga saat ini.

Warhol pernah bilang, 15 menit ketenaran bagi karya Pele adalah 15 abad pujian untuk pesepak bola itu. Kata Sapardi, waktu itu fana, kita abadi.