Julukan Kevin Sanjaya dan 4 Pebulu Tangkis Indonesia Lainnya

By Delia Mustikasari - Rabu, 20 Mei 2020 | 10:50 WIB
Pasangan ganda putra Indonesia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, berpose seusai melakoni konferensi pers pertandingan babak kedua Indonesia Masters 2020. (DIYA FARIDA PURNAWANGSUNI/BOLASPORT.COM)

BOLASPORT.COM - Pasangan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, menjadi ganda putra terbaik dunia saat ini karena masih menduduki peringkat pertama dunia sejak 2017.

Sepanjang 2016-2019, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo sudah mengumpulkan 30 gelar.

Pada 2020, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo meraih satu gelar pada Indonesia Masters dan satu posisi runner-up pada All England Open 2020.

Baca Juga: Tontowi Ahmad Sempat Kaget dengan Status sebagai Pemain Magang

Prestasi dan aksi Marcus/Kevin selama bertanding membuat banyak warganet memberi banyak julukan kepada mereka.

Namun, bukan hanya Marcus/Kevin yang mendapat julukan karena aksinya yang menawan. Tetapi, juga pebulu tangkis Indonesia lainnya yang julukannya sudah sampai tingkat internasional.

Berikut julukan yang dimiliki pebulu tangkis Indonesia yang dikenang sejarah hingga saat ini.

1. Marcus/Kevin

Marcus/Kevin memiliki julukan The Minions karena ukuran tubuhnya yang sama-sama mungil. Kevin dan Marcus masing-masing memiliki tinggi badan 170 cm dan 169 cm.

Dilansir dari Twitter Djarum Badminton, julukan The Minions dipopuperkan pecinta bulu tangkis, Stephanie Zen pada 2015. Julukan Minions diambil dari tokoh dalam film Despicable Me.

Julukan tersebut semakin populer setelah Marcus/Kevin semakin bersinar dengan deretan prestasi yang mereka peroleh.

Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) bahkan pernah menggunakan nama Minions dalam pemberitaan mereka.

Sebagai pribadi, Kevin Sanjaya juga punya julukan lain yakni tangan petir. Julukan ini diberikan karena kelahiran 1995 itu memiliki kecepatan dan pukulan yang keras.

Banyak pemain dunia kerap direpotkan dengan teknik luar biasa dari sang tangan petir. 

Julukan tangan petir Kevin mulai populer saat adanya forum bulu tangkis dari akun Badmintalk yang memuat komentar-komentar para fans dari China. Para fans dari China takjub dan sesekali kesal dengan kecepatan tangan Kevin.

Baca Juga: Dari Kevin Sanjaya hingga Hendra Setiawan, Ini Ganda Putra Indonesia dengan Skill Unik

Kevin juga dijuluki flying kevin karena dia suka melompat saat bertanding.

Hal tersebut membuat para fans bulu tangkis dari Thailand menjuluki Kevin Sanjaya dengan sebutan 'Flying Kevin'.

Julukan Flying Kevin ramai diperbincangkan fans dari Thailand saat Kejuaran Dunia Junior 2013 di Bangkok, Thailand. Saat itu, Kevin berhasil meraih medali perak pada nomor ganda campuran bersama Masita Mahmudin.

Sementara itu, Marcus mendapat sebutan "senyum matahari" karena sering memberikan ekspresi tersenyum ketika barlaga. Julukan itu diberikan penggemar bulu tangkis dari China.

2. Taufik Hidayat

Mantan pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat, turut menyambut kedatangan pasanga

Taufik Hidayat memiliki ciri khas yang tidak dimiliki pebulu tangkis tunggal putra lain yakni teknik backhand smash saat menyerang rivalnya di lapangan.

Melalui teknik backhand, seorang pebulu tangkis akan sulit untuk melakukan pukulan kencang.

Taufik Hidayat hingga kini masih tercatat sebagai pemegang rekor backhand smash tercepat dalam pertandingan bulu tangkis.

Pria asal Bandung tersebut menorehkan pukulan mencapai 206 km/jam.

3. Hariyanto Arbi

Ragil
Hariyanto Arbi di acara pemaparan program untuk menjadi calon legislatif, Jumat (24/10/2017).

Salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Hariyanto Arbi, memiliki julukan smash 100 watt.

Hariyanto Arbi adalah salah satu tunggal putra berprestasi milik Indonesia di era 90-an.

Ada cerita lucu dari julukan yang melekat pada Hariyanto Arbi tersebut.

Julukan Smash 100 Watt ternyata tercipta saat Hariyanto Arbi mengikuti kompetisi di Malaysia.

Saat itu, Arbi tengah bertanding menghadapi wakil Malaysia, Rashid Sidek, pada babak final.

Rashid Sidek dikenal sebagai pebulu tangkis yang jago kandang, alias tak terkalahkan saat bertanding di hadapan publik sendiri.

Hari selanjutnya ditantang salah satu rekannya untuk mengalahkan Sidek.

Baca Juga: Susy Susanti Beri Penjelasan soal Status Magang Tontowi Ahmad

"Sebelum bertanding pada final, saya makan pagi bersama rekan saya, Ardy B Wiranata dan membahas pertemuan saya dengan Rashid. Ardy kemudian menantang saya apakah saya bisa mengalahkan Rashid yang terkenal jago kandang. Sebelumnya, Ardy dikalahkan oleh Rashid pada semifinal," kata Hari.

Menjawab tantangan rekannya, Hari secara spontan mengucapkan ia akan mengalahkan Sidek dengan smash 100 watt.

"Lalu saya jawab, lihat saja nanti, saya akan kalahkan dia dengan smash 100 watt," tambah Hari.

Kata-kata spontan itu rupanya didengar oleh salah satu wartawan Malaysia yang tengah meliput.

Keesokan harinya Hari berhasil mengalahkan Rashid Sidek di kandangnya sendiri.

Semenjak hari itu, muncul pemberitaan tentang kemenangan Hari si Smash 100 watt.

Julukan itu kemudian melekat pada Hari hingga dirinya dikenang sebagai smash 100 watt.

4. Lim Swie King

ANANDA LATHIFAH ROZALINA/BOLASPORT.COM
Legenda bulu tangkis Indonesia, Lim Swie King ketika berada turut hadir di pembukaan Relay Marathon 2019 di Pendopo Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (24/8) siang.

Sosok Lim Swie King yang sudah dikenal lama oleh masyarakat Indonesia sejak usianya 17 tahun ketika meraih medali emas PON.

Ia merupakan salah satu legenda bulu tangkis di Indonesia yang lahir pada 28 Februari 1956.

Awal kiprahnya di dunia bulu tangkis dimulai Kota Kretek, Kudus. Kegigihan serta semangat berlatih membuatnya menjadi sosok yang tangguh.

Liem Swie King juga merupakan salah satu atlet generasi pertama yang pada  1960-an menerima beasiswa PB Djarum.

Dia dipanggil untuk masuk pelatnas Cipayung, Jakarta pada akhir 1973.

Lim pernah mencatat rekor selama 33 bulan tak pernah terkalahkan.

Namanya semakin dikenal pada 1976 setelah ia berani menantang Rudy Hartono yang memegang tujuh gelar All England secara beruntun.

Karier fenomenalnya berawal dari dua kali menjadi runner-up All England pada 1976 dan 1977, berlanjut pada 1978 dan 1979.

Liem Swie King memiliki ciri khas dalam pukulannya. Sesuatu yang saat ini dikenal dengan nama 'smash' ia lakukan dengan cara memukul keras shuttlecock yang diarahkan ke pertahanan lawan.

Julukan King of Smash selanjutnya melekat dalam dirinya hingga kini.