Membedah Anggaran Tim Balap MotoGP, Minimal Rp150 Miliar

By Ardhianto Wahyu Indraputra - Minggu, 21 Juni 2020 | 08:00 WIB
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, akhirnya menjajal motor Yamaha M1 2020 dalam hari kedua tes pramusim MotoGP di Sirkuit Sepang, Malaysia, 8 Februari 2020. (TWITTER.COM/SEPANGRACING)

BOLASPORT.COM - Pengeluaran tim balap MotoGP menjadi salah satu pertanyaan yang bikin penasaran. Biaya yang harus disiapkan pun tidak sedikit.

Pepatah mengatakan uang bisa membeli kebahagiaan. Di MotoGP pun sama, ratusan miliar bisa dikeluarkan demi menjadi yang tercepat di lintasan.

Bicara soal bujet, tim pabrikan di MotoGP jelas memiliki pengeluaran paling banyak dibandingkan tim satelit atau independen.

Pabrikan bertabur gelar yaitu Honda diklaim bisa menghabiskan 70 juta euro setiap tahunnya. Apabila dirupiahkan, angkanya bisa mencapai 1,1 triliun!

Baca Juga: Valentino Rossi dkk Minggir, Saatnya Anak Muda yang Tantang Marc Marquez di MotoGP

"Saat ini Honda menjadi perusahaan yang menghabiskan uang lebih banyak, sekitar 70 juta euro," kata pengamat MotoGP, Carlo Pernat, dilansir BolaSport.com dari GPOne.

"Kemudian 50 juta euro (Rp795 miliar) untuk Ducati dan Yamaha, 30 juta euro (Rp477 miliar) untuk Suzuki dan KTM, 20 juta euro (Rp318 miliar) untuk Aprilia."

"Angka-angka ini baru indikasi," ucap mantan manajer tim balap Aprilia tersebut menambahkan.

Lantas, bagaimana dengan tim independen di MotoGP? Menurut The-Race, anggaran tim swasta di kelas premier berada di kisaran 10-15 juta euro (150-230 miliar rupiah) per musim.

Baca Juga: KILAS BALIK - Marc Marquez Absen dari Latihan Bebas Setelah Makan Bakso

Penyediaan si kuda besi menjadi penyumbang terbesar dalam pembengkakan anggaran tim.

Dikutip dari Motomatters, sejak 2017 MSMA (Asosiasi Pabrikan Motor Balap) setuju untuk memasok motor ke tim satelit dengan biaya maksimal 2,2 juta euro (Rp35 miliar).

Biaya tersebut mencangkup dua paket motor untuk setiap pembalap serta pembaruan perangkat yang bisa didapat ketika musim sedang berjalan.

Tim konsumer juga harus menyiapkan anggaran untuk biaya suku cadang dan perbaikan motor apabila pembalap mengalami insiden dalan sebuah sesi.

Baca Juga: MotoGP Makin Kencang, Anehnya Rekor Lap Tercepat Belum Pecah Sejak Tahun 70an

Anggaran untuk suku cadang berada di kisaran 6 juta euro (Rp95 miliar). Soal perbaikan, jika beruntung, tim tak perlu mengeluarkan lebih dari 1 juta euro (Rp14 miliar).

"Jika pembalap tak membuat masalah besar, kami harus menyediakan bujet 600 ribu sampai 1 juta dolar setahun," tutur bos LCR Honda, Lucio Cecchinello, kepada GPOne.

Adapun pengeluaran untuk akomodasi, gaji personel, hospitalitas, hingga perawatan inventaris bisa mencapai 3 juta euro (Rp42 miliar).

Beralih ke bagian yang paling tabu, gaji pembalap di MotoGP juga menjadi salah satu pengeluaran terbesar tim balap sebelum terjun dalam kompetisi.

Baca Juga: Jadwal MotoGP 2020 - Hadirnya 5 Balapan Baru, Termasuk 1 Seri yang Dulu Hilang

Pembalap jawara seperti Marc Marquez diyakini memperoleh bayaran mencapai 20 juta euro (Rp318 miliar) atau melebihi bujet tim independen selama setahun!

Sementara para pembalap yang hanya ditargetkan finis di posisi 10 besar, syukur-syukur podium, menerima bayaran mulai dari 250 ribu euro sampai 1,5 juta euro.

Beberapa tim satelit diuntungkan karena pabrikan 'menitipkan' pembalap mereka sehingga pengeluaran untuk gaji pembalap bisa dipangkas atau bahkan tidak ada.

Tim tentu saja tidak akan menanggung seluruh biaya sendirian. Pengeluaran mereka turut dibantu sponsor serta dana subsidi dari Dorna Sports selaku penyelenggara MotoGP.

Dorna memberikan bantuan sebesar 2 juta euro (Rp31 miliar) untuk setiap pembalap kepada para tim independen.

Baca Juga: MOMEN JUARA - Saat Kemenangan Valentino Rossi Naikkan Martabat Pembalap MotoGP