Polemik Pemotongan Gaji Gerogoti Klub Liga 1 2020

By Ibnu Shiddiq NF - Jumat, 7 Agustus 2020 | 10:15 WIB
Pelatih Arema FC, Mario Gomez, dalam laga melawan Tira-Persikabo di Shopee Liga 1 2020, Senin (2/3/2020) di Stadion Pakansari, Bogor. (MUHAMMAD ALIF AZIS/BOLASPORT.COM)

Bak pil pahit ketika Arema FC baru akan melangsungkan hari jadi ke-33 yang jatuh pada 11 Agustus mendatang.

Yang jadi mengganjal, mengapa penyataan keluar Mario Gomez baru disebarkan dua minggu kemudian?

Baca Juga: Eks Striker Persib Susul Pelatih Mario Gomez Tinggalkan Arema FC

Dalam titik ini bisa diartikan klub-klub Liga 1 tengah diuji profesionalitasnya dalam menjaga dan merawat keutuhan tim di tengah krisis yang melanda.

Manajemen dituntut bekerja lebih ekstra dengan berlomba-lomba mencari dana segar untuk menstabilkan neraca tabungan.

Bagi klub yang disokong dana memadahi mungkin tak terlalu berdampak meski cukup terasa sulitnya.

Bagi yang sudah mentok, mau tak mau harus mengadakan sesi bicara santai kepada pemain atau pelatih sampai ketemu cocoknya di harga berapa.

Kejadian di atas seharusnya tidak luput dari perhatian PSSI meski sebenarnya tak punya tanggungjawab untuk mencampuri soal gaji.

Namun, federasi-lah yang dari awal menerbitkan SK tentang salary cap atau pembatasan yang terkesan cukup mencolok dengan aturan negara lainnya.

Dengan berkurangnya slot pemain apalagi legium asing, tentu klub berhak diberikan kelonggaran memperbaiki komposisi sebelum kick off Liga 1 Okober nanti.

Salah satu cara dengan membuka kembali jendela transfer.

Seperti yang dilakukan Asosiasi Sepak Bola Thailand yang telah mendapat restu dari FIFA untuk membuka pasar pemain.

Dilansir dari thai league.co.th, Liga Thailand bahkan berencana membuka bursa transfer sebanyak tiga kali pada lanjutan musim ini, yang merupakan negara pertama di dunia yang menganut regulasi tersebut.

Masing-masing akan dibuka antara 25 Agustus - 7 September 2020, dan 28 Desember 2020 - 10 Januari 2021.

Menengok regulasi terakhir PSSI, hanya klub Liga 2 saja yang bebas merekrut pemain dari Liga 1 namun tidak sebaliknya.

Dengan demikian, klub-klub Liga 1 yang ditinggal pemain akan sulit mencari pengganti yang sepadan.

Lantas langkah apa yang nanti akan kembali diusung PSSI, minimal untuk mengurai benang kusut setahap demi setahap.