Paradoks Lionel Messi dan Hantu Diego Maradona

By Beri Bagja - Sabtu, 23 Juni 2018 | 11:38 WIB
Suporter timnas Argentina membentangkan spanduk dengan gambar Lionel Messi di tribune Stadion Nizhny Novgorod dalam partai Grup D melawan Kroasia, 21 Juni 2018. ( DIMITAR DILKOFF / AFP )

Lionel Messi memasuki Piala Dunia 2018 dengan memikul beban berat. Hal itu berkorelasi erat dengan krisis timnas Argentina dalam start di kejuaraan akbar tersebut tahun ini.

Lionel Messi menyambut Piala Dunia 2018 dengan dihantui ekspektasi tinggi seiring kegagalan membawa timnas Argentina berprestasi.

Selalu didambakan publik Argentina sebagai Messiah Sang Penyelamat, ia malah merasakan pahitnya tumbang pada laga final di empat kejuaraan besar.

Bersama Tim Tango, Messi takluk pada partai puncak Piala Dunia 2014 serta Copa America 2007, 2015, dan 2016.

Akibat rentetan kegagalan itu, Messi belum lepas dari bayang-bayang komparasi dia dengan Sang Dewa Sepak Bola Argentina, Diego Maradona.

Publik Negeri Tango terus menanti kapan Messi bisa meniru rekam jejak Maradona, yang membawa Albiceleste juara dunia di Meksiko 1986.

Karena sederet kegagalan itu pula Messi selalu dihantui paradoks soal jati dirinya. 

(Baca juga: Dari Maradona hingga Anelka, 5 Pemain yang Harus Dipulangkan dari Ajang Piala Dunia)

Pemain yang menginjak usia 31 tahun pada 24 Juni 2018 itu kerap dianggap sosok berbeda saat memperkuat timnas Argentina dan FC Barcelona.