UEFA Nations League, Inovasi atau Komersialisasi?

By Hardani Maulana - Senin, 10 September 2018 | 11:31 WIB
Suasana pembukaan UEFA Nations League antara Jerman vs Prancis (0-0) di Stadion Allianz, Jumat (7/9/2018). (HARDANI MAULANA/BOLASPORT. COM)

Dengan pengelompokan liga sesuai dengan masing-masing level saat ini, UEFA berharap setiap pemain dan tim dapat terbantu untuk menjaga level kompetitif yang dimiliki.

Negara dengan koefisien kecil masih bisa merasakan lawan dengan level di atas lewat pergelaran Kualifikasi Piala Eropa.

Juga masih ada sisa jadwal laga internasional yang bisa digunakan karena kompetisi ini tidak mengakuisisi seluruh jadwal yang ada.

Namun, dilihat dari sisi pengelolaan klub besar Eropa, bisa jadi hal ini kurang baik.

Karena dipastikan intensitas permainan dari para pemain bintang yang berasal dari negara unggulan akan stabil di level yang lebih tinggi dibanding waktu-waktu sebelumnya.

Dengan pentingnya turnamen ini pun pihak klub tentu tidak punya nilai tawar lebih untuk menahan pemainnya agar tidak memenuhi panggilan negara.

Sebelumnya, hal ini sudah menjadi polemik antara pengelola klub dan tim nasional yang kadang saling tuding saat pemain utama mereka cedera ketika membela entitas seberang.

Koordinasi sistem periodisasi yang baik antara klub besar Eropa dan negara unggulan perlu menjadi perhatian khusus dengan terselenggaranya kompetisi ini.

Menjawab tantangan yang muncul dari poin utama di bahasan sebelumnya, UEFA mengklaim bahwa tuntutan kepada pemain justru akan makin berkurang sehingga keseimbangan antar kompetisi klub dan internasional semakin terjaga.

Hal ini mereka dasarkan kepada lebih sedikitnya perjalanan yang dibutuhkan oleh pemain dibanding melakukan laga uji coba yang beragam.