Suporter Persija Tewas, Apakah Pelajaran dari Liga Inggris Bisa Diterapkan?

By Firzie A. Idris - Senin, 24 September 2018 | 15:00 WIB
Suporter Sunderland dikawal pulang oleh Kepolisian Northumbria setelah menyaksikan laga Newcastle vs Sunderland di St James'Park, Newcastle, pada 1 Februari 2014. (IRNANDA SOERJATMODJO/ISTIMEWA)

Dunia sepak bola Tanah Air kembali berduka dengan meninggalnya seorang suporter Persija jelang laga big match Liga 1, Persib vs Persija, pada Minggu (23/9/2018).

Seorang suporter Persija yang merupakan anggota The Jak Mania, Haringga Sirla, tewas setelah dikeroyok massa di luar Stadion Gelora Bandung Lautan Api jelang laga Liga 1 2018 antara Persib Bandung dan Persija Jakarta.

Identitas suporter Persija Jakarta asal Cengkareng itu dikonfimasi oleh Sekjen The Jak Mania, Diky Budy Ramadhan.

Tewasnya Haringga menjadi perhatian nasional, terlebih karena video pemukulan sang korban yang menurut kabar terjadi di Ring 1 GBLA tersebut menjadi viral di sosial media.

Sebelum pertandingan, aparat keamanan dan banyak pihak lain melarang suporter Persija untuk tidak datang ke Bandung.

Bahkan, ikon tim Macan Kemayoran, Bambang Pamungkas, menghimbau para suporter untuk menggunakan akal sehat dan tidak ada satu kemenangan pun yang sebanding dengan nyawa.

Namun, apakah menjamin keamanan para suporter tandang harus berarti mereka dilarang datang menonton tim mereka?

Laga di Bandung merupakan yang kedua tanpa penonton bagi suporter Persija dalam laga kontra Persib setelah pertandingan di Stadion PTIK, Jakarta, pada 30 Juni 2018.

Sebelum itu, Persija menjalani laga kandang "usiran" Liga 1 di Stadion Manahan Solo pada November 2017.